Pamsimas Desa Penreh diduga Asal Jadi

SAIWAWAI-Muara Teweh 12-5-2020, Warga berharap mudah mendapatkan, sehingga program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat (Pamsimas) dilaksanakan di Desa Pendreh kecamatan Teweh Tengah kabupaten Barito Utara provinsi Kalimantan Tengah. Namun tidak sesuai harapan warga.

Faktanya sejak proyek tersebut selesai dilaksanakan pada tanggal 29 September 2018 yang lalu dari sumber air sungai Ambau wilayah area cagar alam Pararawen, dengan jarak tempuh aliran air menggunakan pipa (Paralon) ke pemukiman warga Desa Pendreh kurang lebih 3 Kilometer (KM) yang tertampung di bak penampungan air dan kemudian dibagi ke tiap-tiap rumah dinilai gagal.

Menurut keterangan warga pekerjaan proyek dinilai asal-asalan. Proyek tidak fokus dikerjakan dan selalu terhambat pelaksanaannya dan tidak dikaji terlebih dahulu, juga terkesan tertutup, baik penggunaan anggaran maupun pekerjaan.

Hal tersebut dikeluhkan warga desa setempat yang tidak mau disebut Nama ke kami awak, media Dikatakan beberapa warga yang yang mau ambil air” harus menyita waktu dan tenaga untuk mendapatkan air bersih yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-harinya.

“Kami bersama warga yang lain sangat menyayangkan kinerja yang dilakukan pihak Pamsimas maupun yang terlibat pada proyrmek tersebut. Karna sampai saat ini program air bersih yang katanya bisa digunakan sampai kerumah akan tetapi tidak berjalan dengan baik, alias gagal,” ucap si ganteng dan cantik kepada awak media Lensa-naga.com

Si ganteng juga menjelaskan bahwa dari jumlah kurang lebih 180 lebih kurang rumah warga belum mendapatkan air bersih, walaupun pipa yang digunakan untuk mengaliri air sudah terpasang didepan rumah, namun tidak berfungsi. Bahkan ganteng pun, bersama warga lainnya harus menggunakan kendaran dan alat tampung air untuk mendapatkan air yang cukup jauh dari rumah.

“Air yang dialirkan hanya sampai di bukit kaki gunung, yang jaraknya dari ujung kampung, sekitar 350 meter lbh. Masyarakat atau warga desa pendreh tepatnya RT 03 terpaksa menggunakan motor membawa galon atau derigen untuk mengambil air yang mengalir di kaki bukit gunung,” ungkap siganteng yang enggak mau di sebut namanya

Mewakili warga lainnya, berharap proyek tersebut benar-benar tepat sasaran dan bermanfaat untuk semua warga desa. Bisa digunakan secara menyeluruh sehingga dapat berfungsi sesuai harapan.

“Kami masyarakat desa Pendreh sangat berharap air bisa mengalir kedalam rumah, tetapi hanyalah hayalan saja belum bisa, sedangkan pipa air sudah terpasang semua di depan rumah. Air memang sudah mengalir tetapi belum bisa sampai kerumah masing-masing warga masyarakat desa Pendreh,” pungkasnya.

Program Pamsimas berasal dari pusat untuk desa, dan di tunjuk koordinator dalam pelaksanaan tersebut dengan menggunakan dana sharing dari APBN, APBD dan APBDes. Dalam hal ini Desa membentuk KKM untuk pekerjaan program tersebut dibentuk dari hasil rapat. Sedangkan pengawasan atau pendamping pelaksanaan pekerjaan oleh pihak Pamsimas.(tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.